Minggu, 18 Desember 2011

Review Jurnal Ekonomi Koperasi

Judul : KAJIAN EFEKTIFITAS MODEL PROMOSI PEMASARAN PRODUK UMKM

Oleh : Teuku Syarif 

Abstraksi
The uncapability of MSME facing global market among others due to the weakness of
MSMEin acccessing  information,  related  to poor promotional action  for MSME’s products.
Promotion  could  be  done  by  various  efforts  such  as  exposition,  business  contact,  trade
mission, business centre,  trading house and other activities. Promotion has a  real  influence
towards  increasing  sales  turnover,  profit,  absorbtion  of  man  power.  The  increase  of
production technology of MSMEs and business management sistem of MSMEs. The impact of
quality value of various types of promotion which are analized consecutively are: 1) Trading
Board;  2) Business Gathering;  3) Exhibition;  dan  4)  Trade Mission.  Several  free  variable
which has real influence on the success of promotion are: a) Promotion organizer; b) Cost of
promotion; c) Type and quality of commodity; and d) Location or site of promotion; e) Time
of  promotion;  f)  Total  of  commodity  competitor  promoted.  Some  problems  often  arise  and
decrease the effectiveness of promotion are: a) Sectoral partial planning (un-coordinated); b)
Conformity of  the  location and  the product  to be promoted specifically which are related  to
the demand on the commodity to be promoted; c) Implementation time and the characteristis
of  the  commodity  and  the  fluctuation  of  demand  on  the  commoditu  concerned.  To  develop
Trading Board,  it needs  socialization of  the benefit of  the promotional programme  into  the
regions, and Trading Board in many places.
 
I.                   PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang 
Ketidakpercayaan  terhadap kemampuan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM)  dalam menghadapi  era  globalisasi  berorientasi  pada mekanisme  pasar
bebas memang cukup beralasan, karena keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam
kelompok  tersebut.  Namun  demikian  perlu  diingat  bahwa  sejak  era  penjajahan
UMKM  sudah  dihadapkan  dan  ditempa  dengan  berbagai masalah  termasuk  dari
aspek  pemasaran,  tetapi  UMKM  tetap  eksis  dalam  mendukung  perekonomian
nasional.  Ketidakmampuan  UMKM  untuk  menghadapi  pasar  global  mungkin
timbul  karena  lemahnya  akses  terhadap  informasi. Di sini terlihat
bahwa  era  bisnis  global  menuntut  penguasaan  informasi  inovasi  dan  kreatifitas
pelaku usaha, baik dari aspek teknologi maupun kualitas sumberdaya manusia. 
Lemahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi diduga terkait
langsung  dengan  kondisi  faktor  internal  UMKM  yang  dibayangi  oleh  berbagai  Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Promosi, Pemasaran Produk UMKM   2 keterbatasan  untuk mampu memberikan  informasi  kepada  konsumen. Akibatnya produk UMKM yang sebenarnya memiliki pangsa pasar yang cukup besar di dunia internasional,  belum  banyak  diketahui  konsumen.  Dengan memperhatikan  kondisi  dana  dan  sumberdaya manusia  UMKM, khususnya usaha mikro dan usaha kecil, kegiatan tersebut agaknya sulit dilakukan oleh  mereka  sendiri.  Untuk  itu  pihak-pihak  lain  yang  berkepentingan  dengan pemberdayaan  UMKM  (stakeholders),  terutama  pemerintah  harus  berpatisipasi aktif  membantu  kegiatan  promosi  pemasaran  produk  UMKM.

1.2.  Sasaran Kajian  
1).  Mengetahui  pengaruh  berbagai  kegiatan  promosi  pemasaran  UMKM
terhadap perluasan pangsa produk UMKM dan pendapatan UMKM;
2).  Mengidentifikasi  faktor-faktor  strategis  yang  mempengaruhi  keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM dan;
3).  Menetapkan Model  dan  Pola  promosi  pemasaran  yang  paling  efektif  untuk
mendukung perluasan pangsa pasar produk UMKM.

1.3Manfaa
1).  Didapatkannya  gambaran  konkrit  tentang  sejauh  mana  program  promosi
produk UMKM  dalam  bentuk  pameran  berdampak  positif  terhadap  pangsa
pasar  produk  KUKM,  yang  secara  langsung  diasumsikan  dapat
meningkatkan pendapatan UMKM.
2).  Didapatkannya bentuk program promosi pemasaran yang paling efektif untuk
mendukung peningkatan pangsa pasar dan pendapatan UMKM   3
3).  Diketahuinya  faktor-faktor  strategis  yang  mempengaruhi  keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM.

II.  KERANGKA PEMIKIRAN

2.1.  Kerangka Dasar 
Salah  satu  masalah  besar  yang  dihadapi  dalam  pemberdayaan  UMKM
adalah  rendahnya  akses  UMKM  terhadap  pasar.  Secara  konseptual  diketahui
bahwa  empat  unsur  yang  mempengaruhi  keberhasilan  suatu  perusahaan  dalam
berkompetisi  adalah  a)  produk,  b)  harga,  c)  tempat/lokasi  dan,  d)  promosi.
Keempat faktor strategis ini  saling terkait dalam meningkatkan fungsi pemasaran.
Dalam  era  keterbukaan  ini  dimana  batas-batas  ruang  sudah  mulai  ditinggalkan
peran  faktor  promosi  yang  terkait  dengan  ruang  yang  sangat  luas  mulai
memperlihatkan  pengaruh  dominannya.  Dominasi  faktor  promosi  diindikasikan
dari  luasnya  penyebaran  suatu  jenis  produk  yang  ada  kalanya  dapat  menekan
pengaruh ketiga faktor lainnya. Beberapa  unsur  yang  harus dimasukan dalam kalkulus perencanaan promosi adalah  ; bentuk promosi,  tempat dan  besaran  promosi,  jenis  barang  yang  akan  dipromosikan,  peluang  pasar, pesaing,  barang  substitusi  dan  kompleter  atas  barang  tersebut,  selera  konsumen, trent  atau  mode  dan  faktor-faktor  eksternal  lainnya.  Dari  beberapa  hasil pengamatan antara  lain yang dilakukan oleh Sirait (2002) diketahui bahwa, UKM yang  sering  mengikuti  kegiatan  promosi  kebanyakan  UKM  yang  tergolong mempunyai skala usaha kecil menuju menengah.

2.2.  Kerangka Operasional
Sesuai  dengan  tujuaan  kajian  maka  analisis  diarahkan  melihat  seberapa
besar dampak dari pelaksanaan pameran terhadap perluasan pasar yang berdampak
pada  peningkatan  omset  UMKM.  Secara  skematis  hubungan  antar  keterkaitan
faktor  penentu,  dengan  dampak  keberhasilan  promosi  dalam  bentuk  pemasaran
serta keterkaitan antar dampak tersebut  seperti pada bagan.

2.3.  Variabel Analisis 
1)  Faktor  penentukan  (Independent  variable)  yaitu:  a)  kondisi  internal
UMKM,  yang  terdiri  dari  teknologi  produksi;  b)  volume  produksi,
keahlian/keterampilan, penanganan dan omset usaha UMKM; c) Jenis produk
yang  ingin dipamerkan/pasarkan, yang dibagi dalam  tiga bentuk barang yaitu
barang  kebutuhan  primer,  sekunder  dan  tersier;  d) Frekuensi Keikutsertaan
UMKM dalam Pameran; e) Penyelenggaraan promosi; f) Tema promosi; h)
Karakter  produk  terdiri  dari:  (1)  kualitas  barang,  (2)  keunikan,  (3)
Sasaran/target konsumen, dan (4) Target pasar; g) Biaya;  i) Lokasi promosi;
j) Lama waktu penyelenggaran; k) Prosedur dan keikutsertaan; l) Jumlah
pesaing dan kondisi persaingan.
2)  Dampak  keberhasilan  pelaksanaan  pameran  terdiri  dari:  a)  Perluasan Pasar
Produk  UMKM;  b)  Peningkatan  teknologi  produksi;  c)  Peningkatan
Kualitas Manajemen dan SDM. 

III.  RUANG LINGKUP PENELITIAN

3.1  Ruang lingkup substansi kajian adalah: a) Mengukur tingkat pengaruh promosi
pemasaran  produk  UMKM  terhadap  perluasan  pangsa  pasar  UMKM;  b)
Mengidentifikasi  dan  menganalisis  efektifitas  model-model  promosi  pemasaran
produk UMKM yang selama ini telah dilaksanakan baik oleh Kementerian Negara
Koperasi  dan  UKM  maupun  oleh  para  pemangku  kepentingan  (stakeholders)
lainnya;  c)  Menetapkan  faktor-faktor  dominan  yang  mempengaruhi  efektifitas
program promosi pemasaran produk UMKM
3.2  Ruang Lingkup Lokasi
Kajian  ini  akan  dilaksanakan  di  lima    propinsi  contoh  yaitu:  Jawa Tengah, D.I.
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTB, 

IV.  METODA PENELITIAN

4.1.  Data dan Metoda Pengumpulan Data
Kajian  ini merupakan  penelitian  exploratif  dengan menggunakan metoda
survey  terbatas. Data yang digunakan  terdiri dari data primer yang diperoleh dari
responden  sample  yang  ditetapkan  dengan  menggunakan  teknik  pengumpulan
acak  terbatas  (purposive  random  sampling),  serta  data  sekunder  yang  akan
dikumpulkan dari instansi terkait dan perpustakaan.
4.2.  Metode Analisis
Sesuai  dengan  tujuan  yang  telah  ditetapkan  maka  penelitian  ini
menggunakan  analisis  deskriftif  kualitatif  dan  analisis  kuantitatif.  Analisis
kualitatif  dilakukan  dengan  metoda  komparatif  yaitu  membandingkan  kondisi
ideal  dan  kondisi  riil  di  lapang,  pendapat-pendapat  dari  berbagai  unsur  yang
terlibat dalam pelaksanaan program promosi UKMK dan dari studi pustaka. 
1)  Analisis kuantitatif akan menggunakan beberapa model analisis ekonomi dan
matematik antara lain: analisa ekonomi sederhana berupa Model Analisa Biaya
Manfaat  (benefid  cost  ratio),  yang  ditujukan  untuk  menentukan  kelayakan
keikutsertaan UMKM dalam suatu kegiatan pameran.
2)  Regresi  linier  berganda  (multy  variete  analysis)  untuk  menentukan  ada
tidaknya  serta  seberapa  besar  pengaruh  independent  variable  terhadap
dependent variable.

V.  HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS

Ada  empat  bentuk  promosi  yang  secara  umum  pernah  diikuti  oleh  rata-rata
UMKM  yaitu  Pameran,  Trading  Board,  Misi/Kontak  Dagang  dan  Temu  Bisnis,
Pameran  merupakan  bentuk  promosi  yang  paling  banyak  (29  kali)  diikuti  UMKM.
Selama  lima  tahun  terakhir  dengan  peserta  1.082  orang.  Sedangkan  Trading  Board
sebanyak sebanyak 19 kali dengan peserta sebanyak 359 orang serta, Misi Dagang dan
Kontak  dagang,  dengan  frekuensi  sebanyak  17  kali  dan  peserta  kegiatan  sebanyak  73
orang.  Temu  Bisnis  merupakan  kegiatan  promosi  yang  paling  sedikit  diikuti  oleh
UMKM yaitu  sebanyak 8 kali dan peserta 49 orang. Bentuk promosi yang  terakhir  ini
memang  lebih  banyak  diprakarsai  dan  diikuti  oleh  kalangan  pengusaha  menengah.
Omset  yang  diperoleh  sewaktu  dilaksanakannya  promosi  dalam  bentuk  pameran   6
mencapai  Rp  46,1  juta  per  UKM.  Bentuk  promosi  yang  banyak
menyerap  peserta  adalah  pameran,  diikuti  dengan  Trading  Board,  sedangkan  Temu
Bisnis merupakan bentuk promosi yang paling sedikit menyerap  jumlah peserta. Usaha
yang  dapat  dilakukan  untuk  memperbesar  keikutsertaan  UMKM  dalam  program
promosi  adalah:  a)  memperbanyak  program-promosi  melalui  kerjasama  dengan  para
stakeholders;  b)  Memfasilitasi  kegiatan  promosi;  c)  mendorong  UMKM  untuk  ikut
dalam  program  tersebut,  dengan membuktikan  bahwa  kegiatan  ini  akan  memberikan
manfaat ekonomi; d) memberdayakan UMKM untuk mampu  ikut serta dalam kegiatan
promosi; e) membangun lingkage yang saling menguntungkan antar UMKM dan antara
UMKM dengan semua stakeholder lainnya; serta f) untuk melaksanakan promosi dalam
skala  yang  lebih  besar  produsen  dari  suatu  daerah  produksi,  dapat melaksanakannya
secara terkoordinasi. Adanya  kecenderungan  UMKM  menilai  keberhasilan  kegiatan  promosi pameran, hanya dari  sisi pembelian  langsung  adalah kurang  ideal  karena keberhasilan pameran  ditunjukkan  dari  keberhasilan  pengembangan  permintaan  yang  berdampak pada  peningkatan  produksi,  nilai  jual  (omset).  Penilaian  dampak  promosi  pemasaran secara  agregatif  (pembelian  sewaktu  pameran),  dapat menyebabkan  sebagian UMKM enggan untuk  ikut dalam kegiatan promosi. Pada  tahun  pertama  dilakukannya
promosi pertambahan jumlah pembeli cukup besar dan mencapai puncaknya. pada tahun
ke dua atau ke  tiga. Seiring dengan pertambahan waktu  jumlah pembeli akan semakin
berkurang.  Pada  umumnya  pada  tahun  ke  lima  jumlah  pembeli  sudah  menurun  dan
sampai lagi ke titik awal (sebelum dilakukannya kegiatan promosi) bahkan lebih rendah
lagi. Setelah  lima  tahun  UMKM  mengikuti  program  promosi, penyerapan  tenaga kerja bertambah  sebanyak 1,28 orang  yaitu dari 4,13 menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %. Beberapa  kendala  yang  diduga  mempengaruhi  kemampuan pengembangan teknologi produksi UMKM antara lain: a) kesulitan dalam mendapatkan dana pinjaman untuk pembelian sarana usaha yang berteknologi lebih tinggi; b) adanya   8 aturan  perundang-undangan  yang  menyebabkan  kesulitan  dalam  pengadaan  sarana berteknologi  seperti UU Perpajakan yang menetapkan pajak cukup  tinggi untuk  impor barang-barang modal, UU penanaman modal belum memberikan kesempatan yang lebih luas kepada investor asing untuk membangun mitra dengan UMKM; c) Kesulitan untuk mendapatkan SDM yang berkemampuan untuk menggunakan  teknologi maju dan atau pengembangan SDM serta; d) Kurangnya dukungan dari stakeholders  terutama baik di tingkat kabupaten, tingkat propinsi maupun di tingkat pusat. Keikutsertaan UMKM dalam kegitan promosi pemasaran mempengaruhi  aspek finansial UMKM. Besarnya  rasio  biaya manfaat  dari  pelaksanaan  promosi  ditentukan oleh  kondisi  usaha  UMKM  sendiri,  terutama  laba  dan  omset. Hasil pengujian nilai bobot dari semua aspek pengamatan terhadap  keempat  bentuk  kegiatan  promosi  pemasaran,  mengindikasikan  bahwa sesungguhnya kegiatan promosi pemasaran layak untuk dilakukan oleh pengusaha kecil dan pengusaha menengah urutan (Ranking) nilai bobotnya adalah sebagai berikut:

Ranking Pertama adalah Trading Board dengan nilai bobot  227,19
Ranking Kedua adalah Temu Bisnis, dengan nilai bobot  184,14
Ranking ke tiga adalah Pameran dengan nilai bobot     180,36
Ranking ke empat adalah Misi Dagang dengan nilai bobot  157,61

Temu Bisnis  berbeda  dengan  bentuk-bentuk  promosi  lainnya  karena dalam Temu Bisnis, calon pembeli atau mitra usaha sudah diberikan  informasi  tentang produk-produk  yang  akan ditawarkan mulai dari  jenis barang, kualitas barang,  jumlah 9 barang  serta  pola  kerjasama  atau  kemitraan. Dengan  kata  lain  kegiatan  Temu  Bisnis hanya  titik  puncak  hubungan  antara  pembeli  dan  penjual  yang  sudah  berkomunikasi sebelumnya. Dari  aspek  peningkatan  omset,  laba  dan  perbaikan  manajemen  usaha  Temu Bisnis merupakan bentuk promosi yang sangat dapat diandalkan. Sedangkan Dari aspek penyerapan  tenaga  kerja  bentuk  promosi  ini  kurang  ideal,  karena  tidak  banyak meningkatkan penyerapan  tenaga kerja, dan sebaliknya sangat mendorong peningkatan teknologi  produksi. Perbaikan  sistem manajemen mungkin didorong oleh  tuntutan  profesionalisme  bisnis  mitranya,  sedangkan  pengembangan  teknologi 10 produksi  UMKM  lebih  didorong  oleh  adanya  tuntutan  konsumen  yang menghendaki adanya peningkatan kuantitas dan kualitas barang yang ingin dibeli.  Dari  berbagai  bentuk  promosi  yang  diikuti  oleh  UMKM,  yang  paling  besar dampaknya  terhadap  perluasan  pangsa  pasar  adalah  yang  diselenggarakan  oleh Pemerintah,  terutama  dalam  bentuk  Misi  Dagang  dan  Pameran.  Efektifitas  kegiatan promosi  ini  bersifat  internasional  dan  diselenggarakan  oleh  pemerintah  dengan  biaya yang  relatif  murah,  ternyata  sangat  mendukung  perluasan  pangsa  pasar  UMKM.
Kehandalan Misi Dagang ditunjukan dengan  tingginya  jumlah pembeli barang produk
UMKM. Biaya  promosi  sering  menjadi  unsur  yang  berpengaruh  nyata  terhadap
keberhasilan  perusahaan  dalam  mengembangkan  pangsa  pasarnya.  Namun  demikian
penggunaan biaya promosi yang berlebihan terutama untuk produk tertentu seperti obat-
obatan dapat mengakibatkan kerugian  bagi perusahaan, karena biaya yang dikeluarkan
tersebut bisa tidak sebanding dengan perluasan pangsa pasar yang diperoleh. Dalam  suatu  persaingan  antara  produsen  sejenis  barang,  faktor  kualitas  barang akan sama pentingnya,  tetapi faktor kondisi keuangan konsumen yang  terkait  langsung dengan  lokasi  promosi,  akan  menentukan  pilihan  faktor  mana  yang  akan  lebih diperhatikan.  Dari  adanya  kecenderungan  tersebut  maka  barang-barang  sejenis  dapat diklasifikasikan  berdasarkan  kualitasnya. Klasifikasi  barang  sangat  bermanfaat  dalam menentukan  daerah  pemasaran,  karena  barang  dengan  kualitas  tertentu  akan  berbeda permintaannya  antara  satu  daerah  dengan  daerah  lain.  Dari  pendapat  tersebut  dapat disimpulkan  bahwa  untuk  memperluas  pangsa  pasar  produk  UMKM,  juga  harus diperhatikan hubungan antara kualitas barang dengan lokasi promosi. Perolehan  laba  suatu  perusahaan merupakan  fungsi  dari  efisiensi  produksi  dan efisiensi  pemasaran.  Kondisi  internal  UMKM  dalam  hal  ini  lebih  berperan  sebagai komponen  dalam  fungsi  efisiensi  produksi  (melalui  kualitas  SDM  dan  asset  yang dimiliki). Pengaruh  efisiensi  fungsi  produksi mungkin  lebih  kecil  dari  efisiensi  fungsi pemasaran,  sehingga  keeratan  hubungan  antara  laba  dengan  kondisi  internal UMKM menjadi tertutup karena kondisi internal UMKM hanyalah bagian dari fungsi produksi. Jenis  barang  yang  dipromosikan  tersebut  sebagian  adalah  barang  kebutuhan primer seperti pakaian, Sepatu  tas  tangan, suku cadang kendaraan dan bahan makanan. Sedangkan  sebagian  lagi  merupakan  barang  kebutuhan  sekunder  dan  tersier  berupa Obat-obatan  (jamu)  perhiasan  dan  Handicraft. Dalam melaksanakan kegiatan promosi perusahaan harus mengetahui peta pasar berdasarkan  pertimbangan  jenis  produk  yang  akan  dipasarkan,  kualitas  produk  dan harga  produk.  Lebih  lanjut  dikatakan  bahwa  keperluaan  tersebut  berkaitan  dengan prediksi  permintaaan  (demand)  atas  barang  yang  diproduksi  pada  daerah-daerah  yang akan menjadi  target pasar perusahaan  yang bersangkutan. Namun demikian waktu promosi yang  terlalu sempit disamping
menghemat penggunaan biaya promosi tetapi juga akan mengurangi efektifitas promosi.
Oleh sebab itu pengusaha harus dapat mempertimbangkan panjang waktu promosi yang
paling optimal, karena waktu promosi  yang  terlalu panjang  juga dapat mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan, karena biaya yang dikeluarkan  tersebut bisa  tidak sebanding
dengan prediksi laba yang akan diperoleh.
Kondisi  internal UMKM dalam hal  ini  lebih berperan sebagai komponen dalam
fungsi efisiensi produksi  (melalui kualitas dan kuantitas SDM, modal kerja sarana dan
prasarana  yang  dimiliki.  jenis  barang  yang  dipromosikan  adalah  barang-barang
kebutuhan primer seperti pakaian, Sepatu tas tangan, suku cadang kendaraan dan bahan
makanan. Banyaknya  jumlah  pesaing  akan  mendorong  suatu perusahaan  untuk  berproduksi  lebih  efisien,  untuk  itu  perusahaan  yang  bersangkutan akan terdorong untuk menggunakan teknologi yang yang lebih efisien. Hanya ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap pengembangan manajemen  usaha  yaitu  kondisi  internal  UMKM.  bahwa  perbaikan  manjemen perusahaan  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  diperlukan  dalam  upaya meningkatkan efisiensi usaha perusahaan  yang bersangkutan. Keikutsertaan UMKM  dalam  promosi mempengaruhi UMKM
yang bersangkutan Untuk memperbaiki manajemen usaha berdasarkan dua faktor yaitu
melihat keberhasilan orang  lain dan berusaha meningkatkan efisiensinya untuk mampu
mengatasi  masalah  persaingan.  Kondisi  faktor  internal  yang  mendorong  perbaikan
manajemen  usaha  juga  dapat  dilihat  dari  dua  aspek  yaitu  ketersedian  SDM  dan
permodalan UKM. Dari berbagai bentuk promosi yang diikuti oleh UMKM, yang paling besar dampaknya terhadap  perluasan  pangsa  pasar  adalah Misi  Dagang. Dalam melaksanakan kegiatan promosi perusahaan harus mengetahui peta pasar berdasarkan  pertimbangan  jenis  produk  yang  akan  dipasarkan,  kualitas  dan  harga produk.  Lebih  lanjut  dikatakan  bahwa  keperluaan  tersebut  berkaitan  dengan  prediksi demand atas barang yang diproduksi pada daerah-daerah yang akan menjadi target pasar perusahaan yang berasangkutan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperluas
pangsa pasar produk UMKM,  juga harus diperhatikan hubungan antara kualitas barang
dengan lokasi promosi.

VI.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.   Kesimpulan 
1.  Kegiatan  Promosi  selama  tiga  tahun  pertama  berpengaruh  nyata  terhadap
peningkatan  omset  penjualan  dan  laba,  tetapi mulai  tahun  keempat  pengaruh
tersebut  kembali  menurun.  Peningkatkan  laba  UMKM  bersifat  kuadratik
terhadap peningkatan omset, karena peningkatan laba bukan hanya disebabkan
oleh  omset  UMKM  tetapi  juga  karena  berkurangnya  marjin  yang  terserap
dalam serta pasar, serta adakalanya juga menurunkan biaya produksi. 
2.  Promosi pemasaran berdampak nyata positif terhadap kemampuan penyerapan
tenaga  kerja.  Setelah  lima  tahun  UMKM  mengikuti  program  promosi,
penyerapan  tenaga  kerja  bertambah  sebanyak  1,28  orang  yaitu  dari  4,13
menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %.
3.  Promosi  pemasaran  berdampak  positif  terhadap  peningkatan  teknologi
produksi UMKM yang diindikasikan dari meningkatnya nilai produksi. Enam
variabel  bebas  yang  berpengaruh  nyata  terhadap  peningkatan  teknologi
produksi  adalah:  a)  Kondisi  Internal  UMKM;  b)  Jenis  produk  yang
dipromosikan;  c)  Jumlah  pesaing;  d)  Bentuk  promosi;  e)  Penyelenggara
Promosi atau media promosi (penyelenggara); dan f) Biaya promosi   15
4.  Promosi  pemasaran  berdampak  positif  terhadap  pengembangan  sistem  usaha
UMKM.
5.  Nilai bobot dari  semua  aspek pengamatan  terhadap keempat bentuk kegiatan
promosi pemasaran, mengindikasikan bahwa keempat bentuk kegiatan promosi
pemasaran  layak  untuk  dilakukan  oleh  pengusaha  kecil  dan  pengusaha
menengah, dengan urutan (ranking) nilai bobotnya: 1) Trading Board; 2) Temu
Bisnis; 3) Pameran dan; 4) Misi Dagang.
6.  Tiga indikator keberhasilan yang paling menonjol dari Trading Board  adalah:
a)  Peningkatan  omset;  b)  Peningkatan  laba  dan;  c)  Peningkatan  penyerapan
tenaga  kerja.  Keberhasilan  tersebut  didukung  oleh:  a)  Waktu  yang  cukup 
panjang  (lama); b) Biaya promosi yang  relatif  rendah;  serta c)  jenis produksi
yang dipromosikan bisa sangat beragam. 
7.  Trading  board  berdampak  positif  pada  meningkatnya  jumlah  pembeli  dan
omset  yang  relatif  besar,  hal  ini  karena  Trading  Board memiliki  jangkauan
daerah  yang  luas. Demikian  juga  untuk  ikut  dalam Trading  diperlukan  biaya
yang besar  maka bentuk promosi ini juga layak dilakukan oleh semua UMKM
termasuk para pengusaha mikro.
8.  Pameran  mempunyai  kehandalan  dari  aspek  penyerapan  tenaga  kerja  dan
jumlah pembeli; Kehandalan dari aspek penyerapan  tenaga kerja dikarenakan;
a) Produk-produk yang dipromosikan adalah barang-barang yang dalam proses
pembuatannya  bersifat  padat  karya;  b)  Pameran  dapat memberikan  inspirasi
kepada  pihak-pihak  lain  untuk  membuat  barang-barang  sejenis  yang  dinilai
memiliki  prospek  ekonomi  cukup  besar,  serta;  c)  Pameran memperkenalkan
produk-produk  tertentu  yang  tadinya  belum  banyak  dikenal  sehingga
berdampak  pada  pengembangan  kegiatan  ekonomi  pada  hulunya  (backward
efect)  dan industri hilirnya (foreward efect).
9.  Pengaruh  faktor  variabel  bebas  terhadap  keberhasilan  kegiatan  promosi
pemasaran  adalah:  a)  Penyelenggara  kegiatan  promosi  berpengaruh  nyata
positif  terhadap  perluasan  pangsa  pasar  UMKM;  b)  Biaya  promosi
berpengaruh  nyata  terhadap  keberhasilan  mengembangkan  pangsa  pasarnya.
Namun demikian penggunaan biaya promosi  yang berlebihan  terutama untuk
produk  tertentu  seperti  obat-obatan  dapat  mengakibatkan  kerugian    bagi
perusahaan;  c)  Kualitas  barang  berpengaruh  nyata  terhadap  omset  dan  laba
UMKM  serta  penigkatan  kualitas  teknologi.  Faktor  ini  juga  terkait  langsung
dengan  lokasi  promosi,  dan  kondisi  ekonomi  daerah;  d)  Jenis  barang  yang
dipromosikan  berpengaruh  langsung  terhadap  omset  dan  laba  UMKM;    e)
Lokasi  promosi  berpengaruh  nyata  terhadap  peningkatan  omset  dan  laba
UMKM;  f)  Penyelenggara  berpengaruh  nyata  terhadap  omset  dan  laba
UMKM; g) Waktu promosi berkaitan erat dengan keberhasilan UMKM dalam
meningkatkan  perolehan  laba;  dan  h)  Jumlah  pesaing  secara  langsung  akan
mempengaruhi, pangsa pasar, omset dan laba perusahaan. 
10. Beberapa  masalah  yang  sering  timbul  dan  mengurangi  efektifitas  promosi
adalah:  a) perencanaan  yang bersifat parsial  sektoral  (tidak  terkoordinasi); b)
Kesesuaian  lokasi  dengan  produk  yang  akan  dipromosikan  terutama  yang   16
berkaitan dengan demand atas barang yang akan dipromosikan serta; c) waktu
penyelenggaraan  dengan  sifat  barang  dan  fluktuasi  permintaan  atas  barang
tersebut. 

5.2.   Saran
1.  Untuk mengembangkan  Trading  Board  perlu  dilakukan  sosialisasi  kegunaan
dari  program  promosi  tersebut  ke  daerah-daerah,  sehingga  dapat mendorong
pemerintah Daerah untuk membangun Trading Board di banyak tempat.
2.  Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbesar keikutsertaan UMKM dalam
program  promosi  adalah:  a)  memperbanyak  program-promosi  melalui
kerjasama  dengan  para  stakeholder;  b) Memfasilitasi  kegiatan  promosi  ;  c)
mendorong UMKM untuk  ikut dalam program  tersebut, dengan membuktikan
bahwa  kegiatan  ini  akan  dapat  memberikan  manfaat  ekonomi;  d)
memberdayakan UMKM untuk mampu  ikut serta dalam kegiatan promosi; e)
membangun  lingkage  yang  saling menguntungkan  antar  UMKM  dan  antara
dengan semua stakeholder.
3.  Untuk mengatasi  berbagai masalah  peningkatan  efektifitas  kegiatan  promosi
pemasaran  diperlukan:  a)  perencanaan  yang  terkoordinasi;  b)  Evaluasi
kelayakan  lokasi  dengan  produk  yang  akan  dipromosikan;  c)  Perhitungan
waktu  penyelenggaraan  dengan  sifat  barang  dan  fluktuasi  permintaan  atas
barang tersebut. 
4.  Trading  Board  dapat  dikembangkan  di  tingkat  propinsi,  nasional  dan
internasional,  misi  dagang  perlu  lebih  dikembangkan  terutama  oleh
pemerintah.  Pameran  perlu  dilaksanakan  dalam  semua  tingkatan  dari
kabupaten  sampai  dengan  tingkat  internasional,  sedangkan  temu  bisnis  perlu
lebih didorong sehingga hanya dilakukan oleh kalangan pengusaha besar tetapi
juga dapat dilakukan oleh UKM dan Koperasi.
5.  Oleh  karena  usaha  mikro  belum  layak  untuk  diikutsertakan  dalam  kegiatan
promosi  maka  keikutsertaannya  dalam  kegiatan  ini  dapat  direkomendasikan
secara terbatas dengan subsidi biaya dari pemerintah.

DAFTAR BACAAN
Affandi,  (1984).  Manajemen Promosi dan Pemasaran Produk. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Harry.R. Tosdal,  (1969).  Introduction  to Sales Mangement. Mac Graw Hill Book Company
New York
Kasali  Reinald,  (2005).  Tantangan  Pemasaran  Dalam  Era  Pasar  Global  (makalah  yang
disampaikan  dalam  Seminar  sehari  Penggembangan  Pemasaran  Industri Kerajinan
Dalam  Menghadapi  Pasar  Global).  Program  Magister  Manajemen  Universitas
Indonesia. Jakarta.
Manulang, (1984). Marketing. Bharata. Jakarta.
Nurachmat,  (2002).  Kajian  Manfaat  Pameran  dalam  Meningkatkan  Omset  Industri  kecil
(Thesis). Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Bandung.   17
Panglaikim, (1980). Marketing (Suatu Pengantar). P.T. Pembangunan Jakarta.
Ramlan, (2001). Macam-macam Bentuk Promosi yang Mendukung Usaha Pemasaran Produk
Industri Kecil. P.T. Bina Antar Nusa. Jakarta.
Shaw.A.R,  (1967).  Some  Problem  of  Market  Distribution.  Business  Review  Havard
University of London.
Sujito,  (1997). Kajian  Pengembangan  Sistem  Pemasaran melalui  Program  Promosi  (Studi
kasus  kebijakan  Perdagangan  Internasional).  Program  Pasca  Sarjana  Universitas
Gajah Mada.
Wahiddin,  (2001).  Membangun  Pemasaran  Melalui  Berbagai  Bentuk  Promosi.  Buletin
Ekonomi dan Sosial Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Sumberdaya Nasional.
REVIEW
Kegiatan  Promosi  selama  tiga  tahun  pertama  berpengaruh  nyata  terhadap
peningkatan  omset  penjualan  dan  laba,  tetapi mulai  tahun  keempat  pengaruh
tersebut  kembali  menurun.  Peningkatkan  laba  UMKM  bersifat  kuadratik
terhadap peningkatan omset, karena peningkatan laba bukan hanya disebabkan
oleh  omset  UMKM  tetapi  juga  karena  berkurangnya  marjin  yang  terserap
dalam serta pasar, serta adakalanya juga menurunkan biaya produksi.  Promosi pemasaran berdampak nyata positif terhadap kemampuan penyerapan  tenaga  kerja.  Setelah  lima  tahun  UMKM  mengikuti  program  promosi,  penyerapan  tenaga  kerja  bertambah  sebanyak  1,28  orang  yaitu  dari  4,13
menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %. Pameran  mempunyai  kehandalan  dari  aspek  penyerapan  tenaga  kerja  dan jumlah pembeli; Kehandalan dari aspek penyerapan  tenaga kerja dikarenakan; a) Produk-produk yang dipromosikan adalah barang-barang yang dalam proses
pembuatannya  bersifat  padat  karya;  b)  Pameran  dapat memberikan  inspirasi
kepada  pihak-pihak  lain  untuk  membuat  barang-barang  sejenis  yang  dinilai
memiliki  prospek  ekonomi  cukup  besar,  serta;  c)  Pameran memperkenalkan
produk-produk  tertentu  yang  tadinya  belum  banyak  dikenal  sehingga
berdampak  pada  pengembangan  kegiatan  ekonomi  pada  hulunya  (backward
efect)  dan industri hilirnya (foreward efect). Beberapa  masalah  yang  sering  timbul  dan  mengurangi  efektifitas  promosi adalah:  a) perencanaan  yang bersifat parsial  sektoral  (tidak  terkoordinasi); b)
Kesesuaian  lokasi  dengan  produk  yang  akan  dipromosikan  terutama  yang   16
berkaitan dengan demand atas barang yang akan dipromosikan serta; c) waktu
penyelenggaraan  dengan  sifat  barang  dan  fluktuasi  permintaan  atas  barang
tersebut.

Nama Kelompok :
ANGGRAINI DESTI WULANDARI (20210848) 
KARIMAH PATRYANI (23210835)
MAY PUSPITA SARI (29210044)
NUR FADHILLAH (25210123)  
RAHMI ISMAYAN (25210588)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar