Selasa, 29 Januari 2013

BANJIR (BI-01-SS-12)

Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu output dari pengelolaan DAS yang tidak tepat. Bencana banjir menjadi populer dalam waktu hampir bersamaan (pada awal tahun 2007) beberapa kota dan kabupaten di Indonesia terpaksa harus mengalami bencana ini, bahkan DKI Jakarta yang notabene merupakan ibukota negara RI terpaksa harus terendam air. Kejadian banjir yang cukup berat juga pernah dialami oleh DKI Jakarta pada awal tahun 2002 yang menggenangi sebagian wilyah DKI jakarta walaupun tidak sehebat banjir awal tahun 2007. Dari hasil pemantauan di lapangan, maka dapat diidentifikasi beberapa penyebab banjir secara biofifik yaitu ; curah hujan yang sangat tinggi, karakterisitk DAS itu sendiri, penyempitan saluran drainase dan perubahan penggunaan lahan. Penjelasan dari penyebab banjir di atas adalah sebagai berikut : Curah Hujan. Curah hujan pada saat banjir jakarta pada tanggal 18 januari 2002, disebabkan oleh curah hujan harian sebesar 105 mm/ hari, kemudian banjir kedua pada tanggal 30 januari 2002 disebabkan curah hujan sebesar 143 mm/ hari. Padahal curah hujan di atas 50 mm/ hari patut diwaspadai. Kejadian banjir Jakarta dan sekitarnya pada tanggal 3 Pebruari 2007 berdasarkan data pengamatan tinggi muka air dan debit sungai ciliwung di pos pengamatan bendungan katulampa menunjukan angka 250 cm, padahal tinggi muka air melampau angka 100 cm sudah harus siaga. Curah hujan mencapai 172 mm/ hari (sudah melebihi banjir jakarta tahun 2002). Dengan lamanya hujan yang dimulai awal januari 2007 menyebabkan tanah menjadi jenuh dengan air sehingga pada saat hujan sebagian air hujan merupakan aliran permukaan (run off). Juga pada saat bersamaan laut di pantai utara DKI Jakarta naik. Karakteristik DAS. Daerah aliran sungai (DAS) yang ,menyebabkan banjir jakarta adalah DAS Ciliwung-Cisadane. Karakterisitik DAS meliputi bentuk dan kemiringan lereng. Karakteristik DAS Ciliwung-Cisadane mempunyai bentuk daerah hulu dan tengah dengan kelerengan terjal. Sedangkan daerah tengah sampai hilir sangat datar dan luas. Bentuk DAS ini begitu hujan jatuh maka air hujan dari daerah hulu langsung mengalir ke bawah dengan waktu konsentrasi yang singkat. Saluran Drainase. Saluran drainase memiliki peran sangat penting sebagai jalan bagi air untuk sampai ke laut yang merupakan tujuan akhir dari air mengalir. Volume saluran drainase sungai ciliwung khususnya daerah hilir disana sini mengalami penyusutan yang disebabkan oleh ukuran lebarnya berkurang, terjadi pengendapan dan masih berkembangnya prilaku masyarakat membuang sampah di sungai. http://adzaniahdinda.wordpress.com/2011/10/11/contoh-artikel-banjir/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar