Judul : KAJIAN EFEKTIFITAS MODEL PROMOSI PEMASARAN PRODUK UMKM
Oleh : Teuku Syarif
Abstraksi
The uncapability of MSME facing global market among others due to the weakness of
MSMEin acccessing information, related to poor promotional action for MSME’s products.
Promotion could be done by various efforts such as exposition, business contact, trade
mission, business centre, trading house and other activities. Promotion has a real influence
towards increasing sales turnover, profit, absorbtion of man power. The increase of
production technology of MSMEs and business management sistem of MSMEs. The impact of
quality value of various types of promotion which are analized consecutively are: 1) Trading
Board; 2) Business Gathering; 3) Exhibition; dan 4) Trade Mission. Several free variable
which has real influence on the success of promotion are: a) Promotion organizer; b) Cost of
promotion; c) Type and quality of commodity; and d) Location or site of promotion; e) Time
of promotion; f) Total of commodity competitor promoted. Some problems often arise and
decrease the effectiveness of promotion are: a) Sectoral partial planning (un-coordinated); b)
Conformity of the location and the product to be promoted specifically which are related to
the demand on the commodity to be promoted; c) Implementation time and the characteristis
of the commodity and the fluctuation of demand on the commoditu concerned. To develop
Trading Board, it needs socialization of the benefit of the promotional programme into the
regions, and Trading Board in many places.
MSMEin acccessing information, related to poor promotional action for MSME’s products.
Promotion could be done by various efforts such as exposition, business contact, trade
mission, business centre, trading house and other activities. Promotion has a real influence
towards increasing sales turnover, profit, absorbtion of man power. The increase of
production technology of MSMEs and business management sistem of MSMEs. The impact of
quality value of various types of promotion which are analized consecutively are: 1) Trading
Board; 2) Business Gathering; 3) Exhibition; dan 4) Trade Mission. Several free variable
which has real influence on the success of promotion are: a) Promotion organizer; b) Cost of
promotion; c) Type and quality of commodity; and d) Location or site of promotion; e) Time
of promotion; f) Total of commodity competitor promoted. Some problems often arise and
decrease the effectiveness of promotion are: a) Sectoral partial planning (un-coordinated); b)
Conformity of the location and the product to be promoted specifically which are related to
the demand on the commodity to be promoted; c) Implementation time and the characteristis
of the commodity and the fluctuation of demand on the commoditu concerned. To develop
Trading Board, it needs socialization of the benefit of the promotional programme into the
regions, and Trading Board in many places.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ketidakpercayaan terhadap kemampuan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) dalam menghadapi era globalisasi berorientasi pada mekanisme pasar
bebas memang cukup beralasan, karena keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam
kelompok tersebut. Namun demikian perlu diingat bahwa sejak era penjajahan
UMKM sudah dihadapkan dan ditempa dengan berbagai masalah termasuk dari
aspek pemasaran, tetapi UMKM tetap eksis dalam mendukung perekonomian
nasional. Ketidakmampuan UMKM untuk menghadapi pasar global mungkin
timbul karena lemahnya akses terhadap informasi. Di sini terlihat
bahwa era bisnis global menuntut penguasaan informasi inovasi dan kreatifitas
pelaku usaha, baik dari aspek teknologi maupun kualitas sumberdaya manusia.
Lemahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi diduga terkait
langsung dengan kondisi faktor internal UMKM yang dibayangi oleh berbagai Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Promosi, Pemasaran Produk UMKM 2 keterbatasan untuk mampu memberikan informasi kepada konsumen. Akibatnya produk UMKM yang sebenarnya memiliki pangsa pasar yang cukup besar di dunia internasional, belum banyak diketahui konsumen. Dengan memperhatikan kondisi dana dan sumberdaya manusia UMKM, khususnya usaha mikro dan usaha kecil, kegiatan tersebut agaknya sulit dilakukan oleh mereka sendiri. Untuk itu pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pemberdayaan UMKM (stakeholders), terutama pemerintah harus berpatisipasi aktif membantu kegiatan promosi pemasaran produk UMKM.
1.2. Sasaran Kajian
1). Mengetahui pengaruh berbagai kegiatan promosi pemasaran UMKM
terhadap perluasan pangsa produk UMKM dan pendapatan UMKM;
2). Mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM dan;
3). Menetapkan Model dan Pola promosi pemasaran yang paling efektif untuk
mendukung perluasan pangsa pasar produk UMKM.
1.3. Manfaat
1). Didapatkannya gambaran konkrit tentang sejauh mana program promosi
produk UMKM dalam bentuk pameran berdampak positif terhadap pangsa
pasar produk KUKM, yang secara langsung diasumsikan dapat
meningkatkan pendapatan UMKM.
2). Didapatkannya bentuk program promosi pemasaran yang paling efektif untuk
mendukung peningkatan pangsa pasar dan pendapatan UMKM 3
3). Diketahuinya faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM.
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Ketidakpercayaan terhadap kemampuan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) dalam menghadapi era globalisasi berorientasi pada mekanisme pasar
bebas memang cukup beralasan, karena keterbatasan-keterbatasan yang ada dalam
kelompok tersebut. Namun demikian perlu diingat bahwa sejak era penjajahan
UMKM sudah dihadapkan dan ditempa dengan berbagai masalah termasuk dari
aspek pemasaran, tetapi UMKM tetap eksis dalam mendukung perekonomian
nasional. Ketidakmampuan UMKM untuk menghadapi pasar global mungkin
timbul karena lemahnya akses terhadap informasi. Di sini terlihat
bahwa era bisnis global menuntut penguasaan informasi inovasi dan kreatifitas
pelaku usaha, baik dari aspek teknologi maupun kualitas sumberdaya manusia.
Lemahnya kemampuan UMKM dalam mengakses informasi diduga terkait
langsung dengan kondisi faktor internal UMKM yang dibayangi oleh berbagai Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Promosi, Pemasaran Produk UMKM 2 keterbatasan untuk mampu memberikan informasi kepada konsumen. Akibatnya produk UMKM yang sebenarnya memiliki pangsa pasar yang cukup besar di dunia internasional, belum banyak diketahui konsumen. Dengan memperhatikan kondisi dana dan sumberdaya manusia UMKM, khususnya usaha mikro dan usaha kecil, kegiatan tersebut agaknya sulit dilakukan oleh mereka sendiri. Untuk itu pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan pemberdayaan UMKM (stakeholders), terutama pemerintah harus berpatisipasi aktif membantu kegiatan promosi pemasaran produk UMKM.
1.2. Sasaran Kajian
1). Mengetahui pengaruh berbagai kegiatan promosi pemasaran UMKM
terhadap perluasan pangsa produk UMKM dan pendapatan UMKM;
2). Mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM dan;
3). Menetapkan Model dan Pola promosi pemasaran yang paling efektif untuk
mendukung perluasan pangsa pasar produk UMKM.
1.3. Manfaat
1). Didapatkannya gambaran konkrit tentang sejauh mana program promosi
produk UMKM dalam bentuk pameran berdampak positif terhadap pangsa
pasar produk KUKM, yang secara langsung diasumsikan dapat
meningkatkan pendapatan UMKM.
2). Didapatkannya bentuk program promosi pemasaran yang paling efektif untuk
mendukung peningkatan pangsa pasar dan pendapatan UMKM 3
3). Diketahuinya faktor-faktor strategis yang mempengaruhi keberhasilan
kegiatan promosi pemasaran produk UMKM.
II. KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kerangka Dasar
Salah satu masalah besar yang dihadapi dalam pemberdayaan UMKM
adalah rendahnya akses UMKM terhadap pasar. Secara konseptual diketahui
bahwa empat unsur yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam
berkompetisi adalah a) produk, b) harga, c) tempat/lokasi dan, d) promosi.
Keempat faktor strategis ini saling terkait dalam meningkatkan fungsi pemasaran.
Dalam era keterbukaan ini dimana batas-batas ruang sudah mulai ditinggalkan
peran faktor promosi yang terkait dengan ruang yang sangat luas mulai
memperlihatkan pengaruh dominannya. Dominasi faktor promosi diindikasikan
dari luasnya penyebaran suatu jenis produk yang ada kalanya dapat menekan
pengaruh ketiga faktor lainnya. Beberapa unsur yang harus dimasukan dalam kalkulus perencanaan promosi adalah ; bentuk promosi, tempat dan besaran promosi, jenis barang yang akan dipromosikan, peluang pasar, pesaing, barang substitusi dan kompleter atas barang tersebut, selera konsumen, trent atau mode dan faktor-faktor eksternal lainnya. Dari beberapa hasil pengamatan antara lain yang dilakukan oleh Sirait (2002) diketahui bahwa, UKM yang sering mengikuti kegiatan promosi kebanyakan UKM yang tergolong mempunyai skala usaha kecil menuju menengah.
2.2. Kerangka Operasional
Sesuai dengan tujuaan kajian maka analisis diarahkan melihat seberapa
besar dampak dari pelaksanaan pameran terhadap perluasan pasar yang berdampak
pada peningkatan omset UMKM. Secara skematis hubungan antar keterkaitan
faktor penentu, dengan dampak keberhasilan promosi dalam bentuk pemasaran
serta keterkaitan antar dampak tersebut seperti pada bagan.
2.3. Variabel Analisis
1) Faktor penentukan (Independent variable) yaitu: a) kondisi internal
UMKM, yang terdiri dari teknologi produksi; b) volume produksi,
keahlian/keterampilan, penanganan dan omset usaha UMKM; c) Jenis produk
yang ingin dipamerkan/pasarkan, yang dibagi dalam tiga bentuk barang yaitu
barang kebutuhan primer, sekunder dan tersier; d) Frekuensi Keikutsertaan
UMKM dalam Pameran; e) Penyelenggaraan promosi; f) Tema promosi; h)
Karakter produk terdiri dari: (1) kualitas barang, (2) keunikan, (3)
Sasaran/target konsumen, dan (4) Target pasar; g) Biaya; i) Lokasi promosi;
j) Lama waktu penyelenggaran; k) Prosedur dan keikutsertaan; l) Jumlah
pesaing dan kondisi persaingan.
2) Dampak keberhasilan pelaksanaan pameran terdiri dari: a) Perluasan Pasar
Produk UMKM; b) Peningkatan teknologi produksi; c) Peningkatan
Kualitas Manajemen dan SDM.
III. RUANG LINGKUP PENELITIAN
3.1 Ruang lingkup substansi kajian adalah: a) Mengukur tingkat pengaruh promosi
pemasaran produk UMKM terhadap perluasan pangsa pasar UMKM; b)
Mengidentifikasi dan menganalisis efektifitas model-model promosi pemasaran
produk UMKM yang selama ini telah dilaksanakan baik oleh Kementerian Negara
Koperasi dan UKM maupun oleh para pemangku kepentingan (stakeholders)
lainnya; c) Menetapkan faktor-faktor dominan yang mempengaruhi efektifitas
program promosi pemasaran produk UMKM
3.2 Ruang Lingkup Lokasi
Kajian ini akan dilaksanakan di lima propinsi contoh yaitu: Jawa Tengah, D.I.
Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTB,
IV. METODA PENELITIAN
4.1. Data dan Metoda Pengumpulan Data
Kajian ini merupakan penelitian exploratif dengan menggunakan metoda
survey terbatas. Data yang digunakan terdiri dari data primer yang diperoleh dari
responden sample yang ditetapkan dengan menggunakan teknik pengumpulan
acak terbatas (purposive random sampling), serta data sekunder yang akan
dikumpulkan dari instansi terkait dan perpustakaan.
4.2. Metode Analisis
Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan maka penelitian ini
menggunakan analisis deskriftif kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kualitatif dilakukan dengan metoda komparatif yaitu membandingkan kondisi
ideal dan kondisi riil di lapang, pendapat-pendapat dari berbagai unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan program promosi UKMK dan dari studi pustaka.
1) Analisis kuantitatif akan menggunakan beberapa model analisis ekonomi dan
matematik antara lain: analisa ekonomi sederhana berupa Model Analisa Biaya
Manfaat (benefid cost ratio), yang ditujukan untuk menentukan kelayakan
keikutsertaan UMKM dalam suatu kegiatan pameran.
2) Regresi linier berganda (multy variete analysis) untuk menentukan ada
tidaknya serta seberapa besar pengaruh independent variable terhadap
dependent variable.
V. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS
Ada empat bentuk promosi yang secara umum pernah diikuti oleh rata-rata
UMKM yaitu Pameran, Trading Board, Misi/Kontak Dagang dan Temu Bisnis,
Pameran merupakan bentuk promosi yang paling banyak (29 kali) diikuti UMKM.
Selama lima tahun terakhir dengan peserta 1.082 orang. Sedangkan Trading Board
sebanyak sebanyak 19 kali dengan peserta sebanyak 359 orang serta, Misi Dagang dan
Kontak dagang, dengan frekuensi sebanyak 17 kali dan peserta kegiatan sebanyak 73
orang. Temu Bisnis merupakan kegiatan promosi yang paling sedikit diikuti oleh
UMKM yaitu sebanyak 8 kali dan peserta 49 orang. Bentuk promosi yang terakhir ini
memang lebih banyak diprakarsai dan diikuti oleh kalangan pengusaha menengah.
Omset yang diperoleh sewaktu dilaksanakannya promosi dalam bentuk pameran 6
mencapai Rp 46,1 juta per UKM. Bentuk promosi yang banyak
menyerap peserta adalah pameran, diikuti dengan Trading Board, sedangkan Temu
Bisnis merupakan bentuk promosi yang paling sedikit menyerap jumlah peserta. Usaha
yang dapat dilakukan untuk memperbesar keikutsertaan UMKM dalam program
promosi adalah: a) memperbanyak program-promosi melalui kerjasama dengan para
stakeholders; b) Memfasilitasi kegiatan promosi; c) mendorong UMKM untuk ikut
dalam program tersebut, dengan membuktikan bahwa kegiatan ini akan memberikan
manfaat ekonomi; d) memberdayakan UMKM untuk mampu ikut serta dalam kegiatan
promosi; e) membangun lingkage yang saling menguntungkan antar UMKM dan antara
UMKM dengan semua stakeholder lainnya; serta f) untuk melaksanakan promosi dalam
skala yang lebih besar produsen dari suatu daerah produksi, dapat melaksanakannya
secara terkoordinasi. Adanya kecenderungan UMKM menilai keberhasilan kegiatan promosi pameran, hanya dari sisi pembelian langsung adalah kurang ideal karena keberhasilan pameran ditunjukkan dari keberhasilan pengembangan permintaan yang berdampak pada peningkatan produksi, nilai jual (omset). Penilaian dampak promosi pemasaran secara agregatif (pembelian sewaktu pameran), dapat menyebabkan sebagian UMKM enggan untuk ikut dalam kegiatan promosi. Pada tahun pertama dilakukannya
promosi pertambahan jumlah pembeli cukup besar dan mencapai puncaknya. pada tahun
ke dua atau ke tiga. Seiring dengan pertambahan waktu jumlah pembeli akan semakin
berkurang. Pada umumnya pada tahun ke lima jumlah pembeli sudah menurun dan
sampai lagi ke titik awal (sebelum dilakukannya kegiatan promosi) bahkan lebih rendah
lagi. Setelah lima tahun UMKM mengikuti program promosi, penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 1,28 orang yaitu dari 4,13 menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %. Beberapa kendala yang diduga mempengaruhi kemampuan pengembangan teknologi produksi UMKM antara lain: a) kesulitan dalam mendapatkan dana pinjaman untuk pembelian sarana usaha yang berteknologi lebih tinggi; b) adanya 8 aturan perundang-undangan yang menyebabkan kesulitan dalam pengadaan sarana berteknologi seperti UU Perpajakan yang menetapkan pajak cukup tinggi untuk impor barang-barang modal, UU penanaman modal belum memberikan kesempatan yang lebih luas kepada investor asing untuk membangun mitra dengan UMKM; c) Kesulitan untuk mendapatkan SDM yang berkemampuan untuk menggunakan teknologi maju dan atau pengembangan SDM serta; d) Kurangnya dukungan dari stakeholders terutama baik di tingkat kabupaten, tingkat propinsi maupun di tingkat pusat. Keikutsertaan UMKM dalam kegitan promosi pemasaran mempengaruhi aspek finansial UMKM. Besarnya rasio biaya manfaat dari pelaksanaan promosi ditentukan oleh kondisi usaha UMKM sendiri, terutama laba dan omset. Hasil pengujian nilai bobot dari semua aspek pengamatan terhadap keempat bentuk kegiatan promosi pemasaran, mengindikasikan bahwa sesungguhnya kegiatan promosi pemasaran layak untuk dilakukan oleh pengusaha kecil dan pengusaha menengah urutan (Ranking) nilai bobotnya adalah sebagai berikut:
Ranking Pertama adalah Trading Board dengan nilai bobot 227,19
Ranking Kedua adalah Temu Bisnis, dengan nilai bobot 184,14
Ranking ke tiga adalah Pameran dengan nilai bobot 180,36
Ranking ke empat adalah Misi Dagang dengan nilai bobot 157,61
Temu Bisnis berbeda dengan bentuk-bentuk promosi lainnya karena dalam Temu Bisnis, calon pembeli atau mitra usaha sudah diberikan informasi tentang produk-produk yang akan ditawarkan mulai dari jenis barang, kualitas barang, jumlah 9 barang serta pola kerjasama atau kemitraan. Dengan kata lain kegiatan Temu Bisnis hanya titik puncak hubungan antara pembeli dan penjual yang sudah berkomunikasi sebelumnya. Dari aspek peningkatan omset, laba dan perbaikan manajemen usaha Temu Bisnis merupakan bentuk promosi yang sangat dapat diandalkan. Sedangkan Dari aspek penyerapan tenaga kerja bentuk promosi ini kurang ideal, karena tidak banyak meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan sebaliknya sangat mendorong peningkatan teknologi produksi. Perbaikan sistem manajemen mungkin didorong oleh tuntutan profesionalisme bisnis mitranya, sedangkan pengembangan teknologi 10 produksi UMKM lebih didorong oleh adanya tuntutan konsumen yang menghendaki adanya peningkatan kuantitas dan kualitas barang yang ingin dibeli. Dari berbagai bentuk promosi yang diikuti oleh UMKM, yang paling besar dampaknya terhadap perluasan pangsa pasar adalah yang diselenggarakan oleh Pemerintah, terutama dalam bentuk Misi Dagang dan Pameran. Efektifitas kegiatan promosi ini bersifat internasional dan diselenggarakan oleh pemerintah dengan biaya yang relatif murah, ternyata sangat mendukung perluasan pangsa pasar UMKM.
Kehandalan Misi Dagang ditunjukan dengan tingginya jumlah pembeli barang produk
UMKM. Biaya promosi sering menjadi unsur yang berpengaruh nyata terhadap
keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan pangsa pasarnya. Namun demikian
penggunaan biaya promosi yang berlebihan terutama untuk produk tertentu seperti obat-
obatan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena biaya yang dikeluarkan
tersebut bisa tidak sebanding dengan perluasan pangsa pasar yang diperoleh. Dalam suatu persaingan antara produsen sejenis barang, faktor kualitas barang akan sama pentingnya, tetapi faktor kondisi keuangan konsumen yang terkait langsung dengan lokasi promosi, akan menentukan pilihan faktor mana yang akan lebih diperhatikan. Dari adanya kecenderungan tersebut maka barang-barang sejenis dapat diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Klasifikasi barang sangat bermanfaat dalam menentukan daerah pemasaran, karena barang dengan kualitas tertentu akan berbeda permintaannya antara satu daerah dengan daerah lain. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperluas pangsa pasar produk UMKM, juga harus diperhatikan hubungan antara kualitas barang dengan lokasi promosi. Perolehan laba suatu perusahaan merupakan fungsi dari efisiensi produksi dan efisiensi pemasaran. Kondisi internal UMKM dalam hal ini lebih berperan sebagai komponen dalam fungsi efisiensi produksi (melalui kualitas SDM dan asset yang dimiliki). Pengaruh efisiensi fungsi produksi mungkin lebih kecil dari efisiensi fungsi pemasaran, sehingga keeratan hubungan antara laba dengan kondisi internal UMKM menjadi tertutup karena kondisi internal UMKM hanyalah bagian dari fungsi produksi. Jenis barang yang dipromosikan tersebut sebagian adalah barang kebutuhan primer seperti pakaian, Sepatu tas tangan, suku cadang kendaraan dan bahan makanan. Sedangkan sebagian lagi merupakan barang kebutuhan sekunder dan tersier berupa Obat-obatan (jamu) perhiasan dan Handicraft. Dalam melaksanakan kegiatan promosi perusahaan harus mengetahui peta pasar berdasarkan pertimbangan jenis produk yang akan dipasarkan, kualitas produk dan harga produk. Lebih lanjut dikatakan bahwa keperluaan tersebut berkaitan dengan prediksi permintaaan (demand) atas barang yang diproduksi pada daerah-daerah yang akan menjadi target pasar perusahaan yang bersangkutan. Namun demikian waktu promosi yang terlalu sempit disamping
menghemat penggunaan biaya promosi tetapi juga akan mengurangi efektifitas promosi.
Oleh sebab itu pengusaha harus dapat mempertimbangkan panjang waktu promosi yang
paling optimal, karena waktu promosi yang terlalu panjang juga dapat mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan, karena biaya yang dikeluarkan tersebut bisa tidak sebanding
dengan prediksi laba yang akan diperoleh.
Kondisi internal UMKM dalam hal ini lebih berperan sebagai komponen dalam
fungsi efisiensi produksi (melalui kualitas dan kuantitas SDM, modal kerja sarana dan
prasarana yang dimiliki. jenis barang yang dipromosikan adalah barang-barang
kebutuhan primer seperti pakaian, Sepatu tas tangan, suku cadang kendaraan dan bahan
makanan. Banyaknya jumlah pesaing akan mendorong suatu perusahaan untuk berproduksi lebih efisien, untuk itu perusahaan yang bersangkutan akan terdorong untuk menggunakan teknologi yang yang lebih efisien. Hanya ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap pengembangan manajemen usaha yaitu kondisi internal UMKM. bahwa perbaikan manjemen perusahaan merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan efisiensi usaha perusahaan yang bersangkutan. Keikutsertaan UMKM dalam promosi mempengaruhi UMKM
yang bersangkutan Untuk memperbaiki manajemen usaha berdasarkan dua faktor yaitu
melihat keberhasilan orang lain dan berusaha meningkatkan efisiensinya untuk mampu
mengatasi masalah persaingan. Kondisi faktor internal yang mendorong perbaikan
manajemen usaha juga dapat dilihat dari dua aspek yaitu ketersedian SDM dan
permodalan UKM. Dari berbagai bentuk promosi yang diikuti oleh UMKM, yang paling besar dampaknya terhadap perluasan pangsa pasar adalah Misi Dagang. Dalam melaksanakan kegiatan promosi perusahaan harus mengetahui peta pasar berdasarkan pertimbangan jenis produk yang akan dipasarkan, kualitas dan harga produk. Lebih lanjut dikatakan bahwa keperluaan tersebut berkaitan dengan prediksi demand atas barang yang diproduksi pada daerah-daerah yang akan menjadi target pasar perusahaan yang berasangkutan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk memperluas
pangsa pasar produk UMKM, juga harus diperhatikan hubungan antara kualitas barang
dengan lokasi promosi.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Kegiatan Promosi selama tiga tahun pertama berpengaruh nyata terhadap
peningkatan omset penjualan dan laba, tetapi mulai tahun keempat pengaruh
tersebut kembali menurun. Peningkatkan laba UMKM bersifat kuadratik
terhadap peningkatan omset, karena peningkatan laba bukan hanya disebabkan
oleh omset UMKM tetapi juga karena berkurangnya marjin yang terserap
dalam serta pasar, serta adakalanya juga menurunkan biaya produksi.
2. Promosi pemasaran berdampak nyata positif terhadap kemampuan penyerapan
tenaga kerja. Setelah lima tahun UMKM mengikuti program promosi,
penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 1,28 orang yaitu dari 4,13
menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %.
3. Promosi pemasaran berdampak positif terhadap peningkatan teknologi
produksi UMKM yang diindikasikan dari meningkatnya nilai produksi. Enam
variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan teknologi
produksi adalah: a) Kondisi Internal UMKM; b) Jenis produk yang
dipromosikan; c) Jumlah pesaing; d) Bentuk promosi; e) Penyelenggara
Promosi atau media promosi (penyelenggara); dan f) Biaya promosi 15
4. Promosi pemasaran berdampak positif terhadap pengembangan sistem usaha
UMKM.
5. Nilai bobot dari semua aspek pengamatan terhadap keempat bentuk kegiatan
promosi pemasaran, mengindikasikan bahwa keempat bentuk kegiatan promosi
pemasaran layak untuk dilakukan oleh pengusaha kecil dan pengusaha
menengah, dengan urutan (ranking) nilai bobotnya: 1) Trading Board; 2) Temu
Bisnis; 3) Pameran dan; 4) Misi Dagang.
6. Tiga indikator keberhasilan yang paling menonjol dari Trading Board adalah:
a) Peningkatan omset; b) Peningkatan laba dan; c) Peningkatan penyerapan
tenaga kerja. Keberhasilan tersebut didukung oleh: a) Waktu yang cukup
panjang (lama); b) Biaya promosi yang relatif rendah; serta c) jenis produksi
yang dipromosikan bisa sangat beragam.
7. Trading board berdampak positif pada meningkatnya jumlah pembeli dan
omset yang relatif besar, hal ini karena Trading Board memiliki jangkauan
daerah yang luas. Demikian juga untuk ikut dalam Trading diperlukan biaya
yang besar maka bentuk promosi ini juga layak dilakukan oleh semua UMKM
termasuk para pengusaha mikro.
8. Pameran mempunyai kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dan
jumlah pembeli; Kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dikarenakan;
a) Produk-produk yang dipromosikan adalah barang-barang yang dalam proses
pembuatannya bersifat padat karya; b) Pameran dapat memberikan inspirasi
kepada pihak-pihak lain untuk membuat barang-barang sejenis yang dinilai
memiliki prospek ekonomi cukup besar, serta; c) Pameran memperkenalkan
produk-produk tertentu yang tadinya belum banyak dikenal sehingga
berdampak pada pengembangan kegiatan ekonomi pada hulunya (backward
efect) dan industri hilirnya (foreward efect).
9. Pengaruh faktor variabel bebas terhadap keberhasilan kegiatan promosi
pemasaran adalah: a) Penyelenggara kegiatan promosi berpengaruh nyata
positif terhadap perluasan pangsa pasar UMKM; b) Biaya promosi
berpengaruh nyata terhadap keberhasilan mengembangkan pangsa pasarnya.
Namun demikian penggunaan biaya promosi yang berlebihan terutama untuk
produk tertentu seperti obat-obatan dapat mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan; c) Kualitas barang berpengaruh nyata terhadap omset dan laba
UMKM serta penigkatan kualitas teknologi. Faktor ini juga terkait langsung
dengan lokasi promosi, dan kondisi ekonomi daerah; d) Jenis barang yang
dipromosikan berpengaruh langsung terhadap omset dan laba UMKM; e)
Lokasi promosi berpengaruh nyata terhadap peningkatan omset dan laba
UMKM; f) Penyelenggara berpengaruh nyata terhadap omset dan laba
UMKM; g) Waktu promosi berkaitan erat dengan keberhasilan UMKM dalam
meningkatkan perolehan laba; dan h) Jumlah pesaing secara langsung akan
mempengaruhi, pangsa pasar, omset dan laba perusahaan.
10. Beberapa masalah yang sering timbul dan mengurangi efektifitas promosi
adalah: a) perencanaan yang bersifat parsial sektoral (tidak terkoordinasi); b)
Kesesuaian lokasi dengan produk yang akan dipromosikan terutama yang 16
berkaitan dengan demand atas barang yang akan dipromosikan serta; c) waktu
penyelenggaraan dengan sifat barang dan fluktuasi permintaan atas barang
tersebut.
5.2. Saran
1. Untuk mengembangkan Trading Board perlu dilakukan sosialisasi kegunaan
dari program promosi tersebut ke daerah-daerah, sehingga dapat mendorong
pemerintah Daerah untuk membangun Trading Board di banyak tempat.
2. Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbesar keikutsertaan UMKM dalam
program promosi adalah: a) memperbanyak program-promosi melalui
kerjasama dengan para stakeholder; b) Memfasilitasi kegiatan promosi ; c)
mendorong UMKM untuk ikut dalam program tersebut, dengan membuktikan
bahwa kegiatan ini akan dapat memberikan manfaat ekonomi; d)
memberdayakan UMKM untuk mampu ikut serta dalam kegiatan promosi; e)
membangun lingkage yang saling menguntungkan antar UMKM dan antara
dengan semua stakeholder.
3. Untuk mengatasi berbagai masalah peningkatan efektifitas kegiatan promosi
pemasaran diperlukan: a) perencanaan yang terkoordinasi; b) Evaluasi
kelayakan lokasi dengan produk yang akan dipromosikan; c) Perhitungan
waktu penyelenggaraan dengan sifat barang dan fluktuasi permintaan atas
barang tersebut.
4. Trading Board dapat dikembangkan di tingkat propinsi, nasional dan
internasional, misi dagang perlu lebih dikembangkan terutama oleh
pemerintah. Pameran perlu dilaksanakan dalam semua tingkatan dari
kabupaten sampai dengan tingkat internasional, sedangkan temu bisnis perlu
lebih didorong sehingga hanya dilakukan oleh kalangan pengusaha besar tetapi
juga dapat dilakukan oleh UKM dan Koperasi.
5. Oleh karena usaha mikro belum layak untuk diikutsertakan dalam kegiatan
promosi maka keikutsertaannya dalam kegiatan ini dapat direkomendasikan
secara terbatas dengan subsidi biaya dari pemerintah.
DAFTAR BACAAN
Affandi, (1984). Manajemen Promosi dan Pemasaran Produk. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Harry.R. Tosdal, (1969). Introduction to Sales Mangement. Mac Graw Hill Book Company
New York
Kasali Reinald, (2005). Tantangan Pemasaran Dalam Era Pasar Global (makalah yang
disampaikan dalam Seminar sehari Penggembangan Pemasaran Industri Kerajinan
Dalam Menghadapi Pasar Global). Program Magister Manajemen Universitas
Indonesia. Jakarta.
Manulang, (1984). Marketing. Bharata. Jakarta.
Nurachmat, (2002). Kajian Manfaat Pameran dalam Meningkatkan Omset Industri kecil
(Thesis). Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran Bandung. 17
Panglaikim, (1980). Marketing (Suatu Pengantar). P.T. Pembangunan Jakarta.
Ramlan, (2001). Macam-macam Bentuk Promosi yang Mendukung Usaha Pemasaran Produk
Industri Kecil. P.T. Bina Antar Nusa. Jakarta.
Shaw.A.R, (1967). Some Problem of Market Distribution. Business Review Havard
University of London.
Sujito, (1997). Kajian Pengembangan Sistem Pemasaran melalui Program Promosi (Studi
kasus kebijakan Perdagangan Internasional). Program Pasca Sarjana Universitas
Gajah Mada.
Wahiddin, (2001). Membangun Pemasaran Melalui Berbagai Bentuk Promosi. Buletin
Ekonomi dan Sosial Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Sumberdaya Nasional.
REVIEW
Kegiatan Promosi selama tiga tahun pertama berpengaruh nyata terhadap
peningkatan omset penjualan dan laba, tetapi mulai tahun keempat pengaruh
tersebut kembali menurun. Peningkatkan laba UMKM bersifat kuadratik
terhadap peningkatan omset, karena peningkatan laba bukan hanya disebabkan
oleh omset UMKM tetapi juga karena berkurangnya marjin yang terserap
dalam serta pasar, serta adakalanya juga menurunkan biaya produksi. Promosi pemasaran berdampak nyata positif terhadap kemampuan penyerapan tenaga kerja. Setelah lima tahun UMKM mengikuti program promosi, penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 1,28 orang yaitu dari 4,13
menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %. Pameran mempunyai kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dan jumlah pembeli; Kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dikarenakan; a) Produk-produk yang dipromosikan adalah barang-barang yang dalam proses
pembuatannya bersifat padat karya; b) Pameran dapat memberikan inspirasi
kepada pihak-pihak lain untuk membuat barang-barang sejenis yang dinilai
memiliki prospek ekonomi cukup besar, serta; c) Pameran memperkenalkan
produk-produk tertentu yang tadinya belum banyak dikenal sehingga
berdampak pada pengembangan kegiatan ekonomi pada hulunya (backward
efect) dan industri hilirnya (foreward efect). Beberapa masalah yang sering timbul dan mengurangi efektifitas promosi adalah: a) perencanaan yang bersifat parsial sektoral (tidak terkoordinasi); b)
Kesesuaian lokasi dengan produk yang akan dipromosikan terutama yang 16
berkaitan dengan demand atas barang yang akan dipromosikan serta; c) waktu
penyelenggaraan dengan sifat barang dan fluktuasi permintaan atas barang
tersebut.
peningkatan omset penjualan dan laba, tetapi mulai tahun keempat pengaruh
tersebut kembali menurun. Peningkatkan laba UMKM bersifat kuadratik
terhadap peningkatan omset, karena peningkatan laba bukan hanya disebabkan
oleh omset UMKM tetapi juga karena berkurangnya marjin yang terserap
dalam serta pasar, serta adakalanya juga menurunkan biaya produksi. Promosi pemasaran berdampak nyata positif terhadap kemampuan penyerapan tenaga kerja. Setelah lima tahun UMKM mengikuti program promosi, penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 1,28 orang yaitu dari 4,13
menjadi 5,41 orang atau meningkat sebesar 30,99 %. Pameran mempunyai kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dan jumlah pembeli; Kehandalan dari aspek penyerapan tenaga kerja dikarenakan; a) Produk-produk yang dipromosikan adalah barang-barang yang dalam proses
pembuatannya bersifat padat karya; b) Pameran dapat memberikan inspirasi
kepada pihak-pihak lain untuk membuat barang-barang sejenis yang dinilai
memiliki prospek ekonomi cukup besar, serta; c) Pameran memperkenalkan
produk-produk tertentu yang tadinya belum banyak dikenal sehingga
berdampak pada pengembangan kegiatan ekonomi pada hulunya (backward
efect) dan industri hilirnya (foreward efect). Beberapa masalah yang sering timbul dan mengurangi efektifitas promosi adalah: a) perencanaan yang bersifat parsial sektoral (tidak terkoordinasi); b)
Kesesuaian lokasi dengan produk yang akan dipromosikan terutama yang 16
berkaitan dengan demand atas barang yang akan dipromosikan serta; c) waktu
penyelenggaraan dengan sifat barang dan fluktuasi permintaan atas barang
tersebut.
Nama Kelompok :
ANGGRAINI DESTI WULANDARI (20210848)
KARIMAH PATRYANI (23210835)
MAY PUSPITA SARI (29210044)
NUR FADHILLAH (25210123)
RAHMI ISMAYAN (25210588)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar